Sabtu, 01 Oktober 2022

SANGGAR PASINAON PAMBIWARA KRATON SURAKARTA HADININGRAT PANG MALANG ING JATIGUWI SUMBERPUCUNG

 


 

Kiranya kita sama-sama menyadari bahwa akibat globalisasi saat ini di samping pengaruh yang positif, ternyata dampak negative yang ditimbulkan cukup besar pengaruhnya terhadap nilai-nilai moral adat dan budaya ketimuran yang selama ini kita junjung tinggi. Dalam hal ini Adat/budaya ketimuran yang kita maksud adalah orang yang dalam tata dan perilaku kehidupan kesehariannya mengikuti norma adat dan kebiasaan sesuai Budaya Jawa yang adiluhung. Kini pengembangan nilai adat/budaya Jawa yang Adiluhung ini sangat minim sekali. Perkembangannya boleh dikatakan jalan ditempat bahkan boleh dibilang melangkah mundur karena terlindas pesatnya pengaruh globalisasi. Sudah sejak lama di sekolah tidak diajarkan lagi mata pelajaran pendidikan Budi Pekerti yang identik dengan Pengetahuan Budaya Jawa yang adiluhung itu. Pada hal di dalamnya berisi : Tata krama (sopan santun), tata bahasa, tata busana, seni-budaya yang sangat sesuai dengan norma dan nilai kejiwaan bangsa kita. Apalagi baca tulis huruf jawa, bagi anak-anak jaman sekarang huruf jawa dianggap tulisan aneh, pada hal huruf-huruf itu kreasi asli nenek moyang kita yang mengandung filosofi dan penuh makna. Justru Pelajaran bahasa Inggris menjadi pelajaran wajib. Kita yang hidup di negara Pancasila ini sudah cukup lama tidak mengenyam mata Pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang dihapus dari kurikulum pendidikan di sekolah dan diganti dengan Pendidikan Kewarganegaan (PKN) yang tak menyentuh moralitas yang menjiwai nilai-nilai Pancasila. Boleh dibilang bahwa saat ini kita telah kehilangan satu generasi berbudi pekerti luhur akibat dihilangkannya mata pelajaran Budi Pekerti. Sebagai dampaknya dapat dilihat dan dirasakan saat ini, di dalam kehidupan sehari hari tata krama sudah tidak menjadi tata aturan pergaulan yang dipedomani, tata bahasa sudah campur aduk tak sesuai dengan pakemnya, tata busana sudah tidak lagi mengindahkan nilai kesantunan, seni tradisional dianggap kuno dan membosankan, budaya jawa dianggap JADUL yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Ini semua menjadi pertanda mulai menipisnya nilai-nilai moral dan adat budaya bangsa ini. Ironisnya, justru bangsa-bangsa lain sangat antusias belajar Budaya Jawa yang adiluhung. Kita tentu pernah melihat di layar TV bagaimana orang manca negara dengan bangga berbusana tradisional jawa, memainkan Gamelan, melantunkan tembang jawa. Tetapi justru anak-anak negeri sendiri lebih bangga berbusana compang-camping dengan dalih mengikuti mode yang lagi ngetrend, bangga memainkan musik-musik Metal. Pertanyaan kita, apa yang kini sedang terjadi ? oleh karena itu apabila kita tidak berbuat sesuatu, tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti justru kita yang akan belajar di negeri orang tentang Budaya kita sendiri.  Ada suatu cerita lucu, di dalam suatu bus yang sedang berjalan, ada seorang penumpang turis bule yang duduk dibelakang sopir. Secara berkelekar si Sopir menyuruh kondekturnya untuk menanyai si Turis bule. Dengan bahasa jawa Sopir itu menyeru kepada sang Kondektur : ” He kondektur, coba takonono Wedus gik mburiku iki arep mudun ngendi” ? tanpa disangka tiba-tiba si Turis Bule menjawab dengan bahasa jawa : ” Weduse bade mandap solo, mas” . si Sopir terkejut dan tersipu-sipu malu, dan jadi bahan tertawaan penumpang dalam bus itu. Nah, memalukan.   
Pengaruh negatif dari arus globalisasi dengan mudahnya merasuki jiwa anak-anak, bahkan orang-orang dewasa tak sedikit yang terbawa arus terkena pengaruh negative yang beraneka ragam bentuknya. Kiranya kita semua sepakat bahwa untuk mencegah masuknya pengaruh negative dalam kehidupan ini adalah dengan cara membentengi diri dengan budaya asli bangsa kita. Kita memang dituntut untuk berpacu dengan waktu mengikuti laju perkembangan jaman guna mengejar masa depan ke arah keadaan yang lebih baik, namun bukan berarti harus mengorbankan adat budaya yang adiluhung ini. Dalam salah satu bait lagu kebangsaan kita “Indonesia raya” di situ tersebut kalimat “ Bangunlah Jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia raya”. Dari kalimat ini para pendiri negeri ini mempunyai cita-cita ingin agar rakyat Indonesia mempunyai jiwa yang berkarakter dan tangguh untuk dapat membentengi diri dari pengaruh negative, yang pada ujungnya dapat mengisi kemerdekaan ini dengan perbuatan positif untuk kesejahteraan bersama.
Bila membaca situasi dan kondisi saat ini kami melihat bahwa, dengan cerdas Pemerintah Kabupaten Malang di bawah kepemimpinan Bang H. Rendra Kresna menyikapinya dengan visi dan misi “ MADEP MANTEB” yang secara sederhana kami tangkap maksudnya bahwa, jajaran manajemen Pemerintah Kabupaten Malang dalam penyelenggaraan pemerintahannya ingin mewujudkan mimpi pendiri negeri ini dengan menciptakan masyarakat Kabupaten Malang yang berkarakter : Mandiri, Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan Berdaya Saing. Artinya dan maknanya bahwa : ”masyarakat yang mandiri tentu masyarakat yang berkualitas, karena mustahil masyarakat yang tak berkualitas mampu mengatasi segala permasalahannya. Masyarakat yang berkualitas sudah tentu dalam menjalani kehidupan social kemasyarakatannya selalu berpedoman kepada norma-norma adat dan budaya bangsa sendiri, yang dilaksanakan selaras dengan norma agama yang di dalamnya mengandung norma hukum dan norma kepatutan. Azas demokrasi menjadi pegangan dalam pandangan politiknya, mereka sangat produktif dalam berbagai hal yang positif karena kualitas pengetahuan dan kemampuannya yang memadai. Dengan masyarakat yang berkualitas, Negara (khususnya Kabupaten Malang) akan maju, situasi dan kondisi keamanan terjamin, semua giat masyarakat berjalan tertib dan teratur, maka oleh karena hal demikian maka daya saing (nilai tawar) masyarakat Kabupaten Malang sangat kompetitif dan berkualitas tinggi dan disegani.
Dari uraian tersebut secara sederhana dapat disimpulkan bahwa roh dari visi-misi “Madep Manteb” adalah terletak pada pembangunan masyarakat yang berkarakter adat dan budaya lokal namun agamis, karena dengan masyarakat yang teguh melestarikan Budaya lokal tetapi tetap taat menjalankan tuntunan agama maka masyarakat berkualitas yang diharapkan secara harfiah akan mudah terwujud. Menurut kami masyarakat yang berkualitas adalah terdiri dari individu-individu yang berkarakter, beriman dan berilmu, trampil dan berdaya saing.
Sangat terasa sekali bahwa “Madep Manteb” adalah merupakan pengejawantahan dari pola hidup sehari-hari masyarakat Kabupaten Malang, dapat dibilang bahwa “Madep Manteb” adalah kristalisasi karakter dari masyarakat Kabupaten Malang. Sungguh brilyan jajaran manajemen Pemerintah Kabupaten Malang dalam menggali dan menelorkan visi misi “Madep Manteb” dalam membangun Kabupaten Malang tercinta ini karena dengan visi misi ini akan membimbing masyarakat Kabupaten Malang ke arah yang tepat dan benar .
Visi-misi Kabupaten Malang “Madep Manteb” yang cerdas itu menjadi semakin mempunyai daya dorong yang kuat dan daya gelitik yang sangat merangsang masyarakat untuk mewujudkannya setelah disuntik dengan motto “ Berpikir maju, Bertindak nyata, Berhasil bersama”, sebab bagaimanapun bagusnya suatu konsep, tanpa adanya tindakan nyata dari masyarakat yang berpikiran maju mustahil akan menghasilkan prestasi. Dan suatu prestasi yang dihasilkan dari langkah nyata yang dilakukan oleh masyarakat yang berpikiran maju tersebut akan menjadi kebanggaan dan dirasakan bersama seluruh warga Kabupaten Malang tanpa harus ada yang merasa sok pahlawan.  Hal ini merupakan suatu ajakan merajut rasa kebersamaan kepada seluruh elemen masyarakat untuk membangun Kabupaten Malang. Berhasil tidaknya visi misi yang baik ini tergantung dari keseriusan implementasinya.
Para pengurus Sanggar bersama Bupati Malang "Rendra Kresna"

Menyikapi kondisi ini sekelompok warga Kecamatan Sumberpucung yang pernah belajar pawiyatan Budaya Jawa pada Sanggar Pasinaon Pambiworo Kraton Surakarta Hadiningrat berkehendak ikut nguri-uri Budoyo Jowo , dan sejak tahun 2014 di Sumberpucung telah berdiri Sanggar Pasinaon Pambiworo Kraton Surakarta Hadiningrat cabang Malang. Pada waktu pembukaannya dihadiri sendiri oleh rombongan bangsawan dari Kraton Solo yaitu : GRA. Wandan Sari , KPH. Raditya Lintang Sasongka (BRM. Bambang Irawan), Dr. Ir. KRT. Sunarto Manirat Dwijonagoro, M.P), dan lain-lain.
Hingga tahun 2017 sudah 3 angkatan yang berhasil lulus, dan diwisuda di Kraton Solo. 
        Bagi anda yang berminat mengikuti pembelajaran, dapat mnghubungi no WA : 0812 3395 5566 

Denmbahbei, 30 Juli 2017

Kamis, 14 Oktober 2021

Asal Usul Dam Blobo





DAM BLOBO

    Tahukah anda, bahwa cikal bakal Dam Blobo ini adalah peninggalan mpu Sindok ? Hal ini tersebut pada prasast Turyan (Turen) 929 M dalam baris [7].\mwaŋ makabwatthajya °ikeŋ saŋ hyaŋ ḍawuhan tusniŋ lwaḥ saṅkā ri °airlubaŋ.\ Walaupun demikian amat sangat berat pelajarilah hal itu , pembuatan tanggul hingga airnya mengalir ke sungai, berasal dari air di tebing tanah yang (di jugang, ceruk, lekuk, relung yang masuk ke dinding tebing, tanah, dsb. lubang bolongan, luwangan; pelubang: pluwang lubangi).

        Pembuatan bendungan pada masa Mpu Sindok ini dalam rangka mencetak sawah baru yang penghasilannya di tambahkan kepada pemangku tanah sima guna membiayai penyelenggaraan : 1. Kusala (tempat pendidikan); 2. Kamulana(asrama memulyakan para Pendeta); 3. kegiatan Kebaktian peribadahan.

        Hingga saat ini toponimi sawah baru itu di sebut Dukuh Ketanen (Kel.Penarukan-Kec.Kepanjen). sedangkan bangunan Kebaktian tersebut berada di sebelah barat Sungai Brantas, terpendam dalam tanah, di Kel.Penarukan. (masih utuh hingga sekarang gak ada yang tau lokasinya selain penulis dan pengelola Musium Dharma Wiyata Kepanjen).

        Adapun bangunan Dam Blobo yang ada sekarang adalah penyempurnaan yang dilakukan oleh Pemerintahan Hindia Belanda terkait dengan pembuatan saluran irigasi Molek di tahun 1900-an.
jika ingin melihat gambar yang lebih baik dapat dilihat pada link berikut ini :
#mjxb20eis#mjxb20 Bendungan blobo kepanjen malang


Selasa, 10 Agustus 2021

" BARU" TAFSIR TERJEMAHAN PRASASTI TURYYN

Penulis beserta rekan

BARU TERKUAK
ISI KANDUNGAN PRASASTI TUREN

       Prasasti Turyyn berisi sebanyak 74 baris terdiri dari sisi depan 42 baris dan sisi belakang 32 baris, berangka tahun 851 saka (929 masehi) Berada di Dusun Watugodeg, Desa Tanggung Kec.Turen, Kab.Malang. Menurut penelitian prasasti ini masih berada ditempat aslinya.

Telah banyak para ahli maupun pemerhati yang berusaha memecahkan arti dari terjemahan prasasti ini, namun menurut pengamatan penulis belum ada yang berhasil secara memadai. Belum terpecahkannya teta-teki makna dari kandungan prasasti turyyn ini dapat menjadi penyebab terjadinya penyesatan sejarah juga salah arahnya sasaran penelitian. Atas dasar ini penulis berupaya menguak arti sebenarnya isi prasasti Turyyn dan dibukukan sehingga menambah referensi untuk para pihak yang punya maksud menguak isi kandung Prasasti Turyyn.

Dari penelitian yang penulis lakukan, makna naskah prasasti Turen terbagi dalam 9 topik : 

  1. Salam dan do’a pembukaan; 
  2. Penanggalan hari pelaksanaan dan pengumuman.
  3. Penganugerahan tanah perdikan untuk memenuhi permintaan Sahitya guna mendirikan Kusala juga diperintahkan membangun bangunan tempat beribadah, pembangunan Bendungan (Tanggul), pencetakan tegal menjadi sawah dan pendirian Kamulana {tempat yang indah (asrama penampungan)},untuk memulyakan kehidupan para Pendeta).
  4. Pemberlakuan pemerintahan tanah sima dan contoh perbuatan-perbuatan tercela.
  5. Aturan Perdagangan dan ketentuan Pungutan Pajak Pendapatan. 
  6. Pemberian Tali Asih, terbagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu : Pemberian Tali Asih bagi Para Pejabat Kerajaan dan Pemberian Tali Asih bagi Orang-orang Bijak. 
  7. Ritual Pembacaan Mantera Sumpah Kutukan (Sepoto).
  8. Istirahat : makan-makan, minum-minum dan hiburan menonton adu Jago.
  9. Penutup/doa.

Sumber terjemahan ini didapat dari berbagai Kamus Bahasa Jawa Kuno. Tidak mudah memang menterjemahkan bahasa Jawa kuno ke dalam Bahasa Indonesia, satu kata bisa bermacam-macam makna, namun demikian meskipun sangat-sangat sulit pada akhirnya semuanya berhasil terpecahkan. 

Pada kesempatan ini penulis paparkan bagian sisi muka prasasti Turyyn dari baris 1 -- 10 , sedangkan sisanya (64 baris). lengkap dapat dilihat pada buku yang Insyaallah segera terealisasi penerbitannya.

Hasil penafsirannya sebagai berikut:

Sisi muka

[1]. // oṃ °awighnam-astu// “Wahai dewata yang agung, semoga tidak ada aral melintang dalam menyelesaikan pekerjaan ini dengan restu-Mu”.\swasti śakawarṣâtīta 851\ kemakmuran dan kebahagian dari tahun berjalan 851. \śrawaṇa māsa tithi pañcadaśī śukla- [2]. pakṣa\. diumumkan pada waktu tanggal 15 bulan paro terang. \wā. °u. śu. Wāra\ di hari jum’at legi, \śrawananakṣatra\ pada bulan Srawana, diumumkan kepada seluruh dunia.\ brahmadewatā. sobhāgya yoga\ didoakan oleh para pendeta yang sudah terkenal semedinya ke jagat raya sampai setinggi gugusan bintang bersemayamnya Dewa Brahma.\ tatkāla ny-ānugraha śrī mahārāja[3].rake hino dyaḥ siṇḍok śrī °īśānawikramadharmotuṅgadewawijaya\ ketika, anugrah Sri Maharaja Rake hino dyaḥ siṇḍok śrī °īśānawikramadharmotuṅgadewawijaya\ tumurun °i ḍaṅ-atu pu sāhitya °anakbanu°a °i[4].kulawara\ diturunkan kepada ḍaṅ-atu pu Sāhitya anak negeri India dari Kulawara. \sambandha\ mumpuni[1],  \ḍaṅ-atu manambaḥ °i\ Orangtua kaya raya dan terpercaya itu datang menghadap penuh hormat (cara hormat dengan mengikuti tata-krama aturan tertinggi seseorang yang menghadap orang yang sangat dihormati) \maminta\ memohon (dengan daya upaya/berupaya penuh ke sungguhan, melalui berbagai langkah / lobi tingkat tinggi tetapi tidak dengan paksaan, kerjasama saling menguntungkan, saling berbagi, tidak ada yang dirugikan), \ °inanugrahan\ dapatnya diberi anugrah \lmaḥ\ palemahan (wilayah) \paṅadagganira\ (untuk) membangun /mendirikan \ kuśala\ [2] . sarana pendidikan \kāruṇya śrī mahārā[5].ja\ Rasa belas kasih dan rasa kemanusiaan menyentuh (hati) Sri Maharaja.\ pinalwaṅakan sira sawaḥ °i turyyan\ (beliau) mengurangi ngelong sawah di Turen (untuk diberikan kepada ḍaṅ-atu Pu Sahitya) \mamu°at paṅguhan su 3 \ yang menghasilkan pendapatan 3 suwarna emas \ piṇḍa paṅguhan-ikaŋ ri turyyan °iŋ satahun mās ka 1 [6].su 3.\ untuk kedua kalinya (dijelaskan) banyaknya pendapatan sawah Turen (seluruhnya) dalam setahun 1 kati emas dan 3 suwarna;\ °ikaŋ su 3 ya ta paṅanugraha śrī mahārāja.\ yang berpendapatan 3 suwarna emas itu yang dianugerahkan śrī mahārāja.\ mwaŋ tgal kulwan=iŋ lwaḥ mwaŋ lorniŋ pkan karma\dan untuk tegal sebelah barat sungai dan utara Pasar digabung (jadi satu paket),\ nikanaŋ lmaḥ kulwan-iŋ lwaḥ ya paṅgadaggana saŋ hyaŋ ka[7].bhaktyan.\ sedangkan tanah di sebelah barat sungai ya dirikanlah bangunan tempat melakukan peribadahan (bangunan suci). \mwaŋ makabwatthajya °ikeŋ\ Walaupun demikian amat sangat berat pelajarilah hal itu , \saŋ hyaŋ ḍawuhan tusniŋ lwaḥ\ pembuatan tanggul hingga airnya mengalir ke sungai,\saṅkā ri °airlubaŋ.\ berasal dari air di tebing tanah yang (di jugang, ceruk, lekuk, relung yang masuk ke dinding tebing, tanah, dan sebagainya.[3] lubang bolongan, luwangan; pelubang: pluwang lubangi)[4]) \°ikanaŋ lmaḥ lorniŋ pkan\ sedangkan tanah di sebelah utara pasar \maknā kamulāna\ ditegaskan untuk tempat memulyakan[5] para Brahmana \°ika paṅgu-[8].han su 3\ penghasilan yang 3 suwarna \ya saṅkana niṅ-āyabyaya\ asalnya semua biaya.\°ikaŋ tgalkulwan bhawiṣyati dadya sawaḥ\ Sedangkan tegal di sebelah barat (bhawiṣyati=bangunan kebaktian yang akan segera didirikan) agar dijadikan sawah\ tabĕha ni sawaḥ saŋ hyaŋ dharmma.\ tambahkan ini sawah untuk jalan kebaikan.\ nāhan °anugraha śrī mahārāja °i ḍa-[9].ṅ-atu.\Jikalau anugrah sri maharaja kepada ḍan-atu. \kunaŋyathānyantulusa swatantrâ makon śrī mahārāja sumusukka\sesuai aturan dengan jujur lurus hati agar daerah perdikan bebas merdeka dan berhak memerintah sendiri, Sri Maharaja dengan raut muka manis dan bersuka cita . /ya tlasnya prayukta °umari ta yan lmaḥ kataṇḍan. byasta saṅkâ ri patiḥ wahu-[10].ta\ setelah selesainya menyampaikan pengumuman pembebasan tanah Sima, dengan wajah berbinar-binar mengiyakan/ menyetujui tanah yang telah diberi tanda dan ditetapkan oleh Patih Wahuta.


[1] fisik gagah, kaya raya, berwibawa, supel, punya hubungan baik dengan para pembesar kerajaan.(Wojowasito, 1977:235); (Gericke en Roord, 1847:369);

[2] tempat penggodokan generasi muda, kamp pendidikan yang dilengkapi dengan fasilitas sangat berharga untuk mencetak generasi penerus berkualitas, yaitu : “ Sehat, Cerdas, terampil, sesuai dengan harapan dan berguna bagi bangsa dan Negara, mumpuni dalam segala hal, suatu generasi yang istimewa” , semacam kamp tempat pendidikan untuk mencetak kader muda yangberbadan tegap, tangguh, berpengetahuan dan berwawasan luas. berguna bagi bangsa dan Negara, mumpuni dalam segala hal.(Poerwadarminta. 1939:239).

[3]  (Sri Timur.dkk 1992:29);

[4] (Poerwadharminta, 1939:111)

[5] Mengelompokan para brahmana di suatu tempat untuk dimulyakan kehidupannya, disediakan tempat yang bersih, indah, terpelihara rapi, semua kebutuhan hidupnya dipenuhi oleh kerajaan. 

Penarukan, 10 Agustus 2021

(Denbey)

Senin, 29 Maret 2021

PENEMUAN BENDA ARKEOLOGI

 

Penemuan arkeologi baru.

Penemuan arkeologi baru. Di desa Kedoeng-pedaringan, kecamatan Kepandjen, ditemukan sebuah guci di atas tegal dari Pak Kamari, lengkap berisi uang logam tembaga Cina, yang ternyata

Judul koran

Koran India (indiche)

Tanggal

15/7/1932

 

Lebih detail

Jenis pesan artikel

Edisi Hari

Penerbit

[s.n.]

Tempat publikasi

Surabaya

Area distribusi

Hindia Belanda / Indonesia

Jumlah 252

Vintage 11



De Indische courant. 15-07-1932

Neuwe oudheidundge vondst

in de desa kedoeng-pedaringan, district Kepandjen, werd op de tegalan van Pak Kamari een uren geverden, geheel gevuld met koperen Chineesche muntstukken, die blijkbaar uit den Himdoe-Javaan-schen tijd dateere.

reeds meer werden dergelijke vondsten gedaan en dan viel het ons op, dat de geldstukken kris-door-een hadden gelegen, terwijl bij de jongste gedane vondst de munten steeds bij 5 a 10 stuks aaneen geroest waren. hieruit kan met vrij groote zekerheid worden algeleid, dat zij door middel van touwtjes aaneen geregen waren, zooals men dat bij de van gaten voorzeine chineesche munten plcht en pleegt te doen.

de vondst heeft overigens weinig historische waarde; ook de urn werd in scherven aangetroffen.

(Terjemahan)

penemuan kuno baru

di desa kedung-pedaringan, kabupaten Kepandjen, satu jam dihabiskan di tegalan Pak Kamari, penuh dengan koin tembaga Cina, tampaknya berasal dari periode Himdu-Jawa.

Penemuan semacam itu telah dilakukan sebelumnya dan kami melihat bahwa koin-koin tersebut saling bersilangan, sedangkan pada penemuan terbaru, koin-koin tersebut selalu berkarat menjadi 5 hingga 10 keping. Dari sini dapat disimpulkan dengan kepastian yang cukup besar bahwa mereka dirangkai dengan tali, seperti yang lazim dan lazim dilakukan dengan koin Cina yang dibuat berlubang.

temuan itu, kebetulan, memiliki sedikit nilai sejarah; guci juga ditemukan dalam pecahan.


Senin, 21 Desember 2020

MBOK MARKATUN  SITIN– ?
Isteri \Suami
Senen

Sawat








Markatun
1.       Mustaman





2.       Seniti




Basuki

1.       LikMat









Gunawan


1.Suwarno




2.   Pani




3.Samenun


Siswo











Talekkah












 MARKATUN – SENEN
Suami\Isteri
Sartini










Mustaman
1.       Tiamah





2.       Rustam





3.       Riati





4.       Rianto





5.       Riadi




6.       Rusmini




7.       Riono





8.       Solikin





9.       Sutarmini





10.   Sunarmi





11.   Nunung






Isteri\Suami
Saleh
Bakri
Djais
Sarpan







Seniti
Ngatinah




Seniti

Rustin



Seniti


Umiyanik
Wft 1952


Seniti



1.       Hery Wahyudi
2.       Hery Purnomo
3.       Sigit Pribadi
4.       Teguh Wicaksono













Keturunan dari ibu Seniti anak yang masih hidup 6 (enam) orang
NAMA ANAK
MEMPUNYAI KETURUNAN

Anak Pertama
Anak Kedua
Anak Ketiga
Anak Ke empat

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Ngatinah
Supriadi
Ismuyanto
Iswantoro
Mei Sugiarti

Rustin
Pungky Saksono
Rury Yuniarti



Hery Wahyudi
Ronny Alm.
wft 2010
Irwan Asmarani
Lidya Putri


Heri Purnomo
Mia
Ogik



Sigit Pribadi
Kartika Susilorini
Bagus
Triyan


Teguh Wiakcono
Suryo
Erwin




KETURUNAN DARI NGATINAH 4 (EMPAT) ORANG
NAMA ANAK
MEMPUNYAI KETURUNAN

Anak Pertama
Anak Kedua
Anak Ketiga
Anak Ke empat

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Supriadi
Ruby
Ismail



Ismuyanto
Revan
Edo



Iswantoro
Adim




Mei Sugiarti
Putri Amelia
Dwi Januar Al Farizki










KETURUNAN DARI RUSTIN 2 (DUA) ORANG
NAMA ANAK
MEMPUNYAI KETURUNAN

Anak Pertama
Anak Kedua
Anak Ketiga
Anak Ke empat

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Pungky Saksono
ismi




Rury Yuniati
Rico
Micel
Biyu





















KETURUNAN DARI HERY WAHYUDI 3 (TIGA) ORANG
NAMA ANAK
MEMPUNYAI KETURUNAN

Anak Pertama
Anak Kedua
Anak Ketiga
Anak Ke empat

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Ronny IH (alm)
-
-
-
-

Irwan Asmarani
Y. Kenzi
K. Tosyo



Lidia Putri Sejati
Hamka Ibrahim
Safira Hanum
Halisa















KETURUNAN DARI HERI PURNOMO 2 (DUA) ORANG
NAMA ANAK
MEMPUNYAI KETURUNAN

Anak Pertama
Anak Kedua
Anak Ketiga
Anak Ke empat

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Mia
Sifak




Ogik






KETURUNAN DARI SIGIT PRIBADI 3 (TIGA) ORANG
NAMA ANAK
MEMPUNYAI KETURUNAN

Anak Pertama
Anak Kedua
Anak Ketiga
Anak Ke empat

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kartika Susilorini





Bagus





Riyan






KETURUNAN DARI TEGUH WICAKSONO 2 (DUA) ORANG
NAMA ANAK
MEMPUNYAI KETURUNAN

Anak Pertama
Anak Kedua
Anak Ketiga
Anak Ke empat

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Suryo





Erwin












KETURUNAN DARI SUPRIADI 2 (DUA) ORANG
NAMA ANAK
MEMPUNYAI KETURUNAN

Anak Pertama
Anak Kedua
Anak Ketiga
Anak Ke empat

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Ruby





Ismail












KETURUNAN DARI ISMUYANTO 2 (DUA) ORANG
NAMA ANAK
MEMPUNYAI KETURUNAN

Anak Pertama
Anak Kedua
Anak Ketiga
Anak Ke empat

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Revan





Edo












KETURUNAN DARI MEI SUGIARTI 2 (DUA) ORANG
NAMA ANAK
MEMPUNYAI KETURUNAN

Anak Pertama
Anak Kedua
Anak Ketiga
Anak Ke empat

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Konyil





Gempo












KETURUNAN DARI PUNGKY SAKSONO 1 (SATU) ORANG
NAMA ANAK
MEMPUNYAI KETURUNAN

Anak Pertama
Anak Kedua
Anak Ketiga
Anak Ke empat

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ISMI





?












KETURUNAN DARI RURY YUNIARTI 2 (DUA) ORANG
NAMA ANAK
MEMPUNYAI KETURUNAN

Anak Pertama
Anak Kedua
Anak Ketiga
Anak Ke empat

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Rico





Micel





Biyu






KETURUNAN DARI IRWAN ASMARANI 2 (Dua) ORANG
NAMA ANAK
MEMPUNYAI KETURUNAN

Anak Pertama
Anak Kedua
Anak Ketiga
Anak Ke empat

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Y okio Kenzi Danandyaksa Irgi





Key Tosiyuki Maulana Irgi












KETURUNAN DARI LIDIA PUTRI SEJATI 2 (DUA) ORANG
NAMA ANAK
MEMPUNYAI KETURUNAN

Anak Pertama
Anak Kedua
Anak Ketiga
Anak Ke empat

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
HAMKA IBRAHIM PASHA DINATA





SAFIRA HANUM












KETURUNAN DARI MIA 1 (SATU) ORANG
NAMA ANAK
MEMPUNYAI KETURUNAN

Anak Pertama
Anak Kedua
Anak Ketiga
Anak Ke empat

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
SIFAK


















KETURUNAN DARI OGIK 2 (DUA) ORANG
NAMA ANAK
MEMPUNYAI KETURUNAN

Anak Pertama
Anak Kedua
Anak Ketiga
Anak Ke empat

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
?


















KETURUNAN DARI SURYO 1 (SATU) ORANG
NAMA ANAK
MEMPUNYAI KETURUNAN

Anak Pertama
Anak Kedua
Anak Ketiga
Anak Ke empat

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
























0000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000.