Sudah saatnya menguak sejarah
Kelurahan Penarukan yang sebenarnya.
Naluri putra desa itu selalu ingin tahu sejarah panjang
desanya, selalu ingin tahu desanya dulu seperti apa, bagaimana tata kehidupan social
masyarakatnya, bagaimana perkembangan budayanya, dan lain sebagainya. Untuk mengungkap
hal ini tidaklah mudah, diperlukan ketelatenan dan dedikasi yang tinggi,
konsistensi yang kuat dan keikhlasan dalam bertindak. Dalam hal ini penulis
menyadari bahwa dirinya bukan arkeolog atau sejarawan yang mempunyai legitimasi
atau kemampuan untuk mengungkap sejarah. Keinginan penulis akan terungkapnya sejarah
Desa Penarukan ini tentunya akan lebih cepat terwujut manakala ditangan ahlinya.
Namun demikian bukan berarti penulis tinggal diam, sebagai putra desa yang
cinta akan desanya penulis akan menyajikan data yang mungkin diperlukan dalam pengungkapan
sejarah Desa Penarukan baik melalui artikel ini maupun karya tulis lainnya yang
sudah tertuang dalam blog ini, maupun dalam buku yang sedang dalam proses.
Dalam menguak suatu sejarah selalu ada kemungkinan
menguak sejarah yang skalanya jauh lebih luas, misalnya dari mengungkap sejarah
desa bisa memberi jalan lapang mengungkap sejarah berskala kabupaten bahkan
tingkat nasional. Kita sadari bahwa saat ini makin sulit dapat menemukan benda
purbakala atau bekas jejak sejarah yang mungkin bisa dijadikan petunjuk untuk
mengungkap misteri atau teka-teki sejarah. Kita tahu bahwa semakin hari kita
semakin banyak kehilang jejak budaya yang bisa menjadi jalan lapang mengungkap
sejarah, misalnya di Desa Penulis : 1. Sudah sekian lamanya warga Penarukan tak
lagi mengenal Bersih Desa, 2. Pande besi yang menjadi icon atau ciri khas Desa Penarukan yang dulu banyak bertebaran di
sepanjang jalan raya Penarukan kini telah punah. Nama-nama pemlik dan pimpinan
Pande Besi yang pernah ada (di tahun 1970-an) antara lain : P.Kempul P.Sumo,
P.Ba’i,P. Pi’I, P. Tayip, p.Wakit, P. Taheng, P.Jamburi, dan beberapa lainnya
yang sudah tak diingat penulis sudah tidak ada penerusnya lagi. Pada hal justru
dari pandean inilah nama Penarukan itu ada, karena “Penarukan” berasal dari kata
“Panaruhan” yang artinya komplek Pandean.
Kita patut berbangga bahwa sebagai bangsa Indonesia
kita punya Nasap jelas, jati diri kita adalah keturunan bangsa berperadaban
yang tinggi dan berbudi luhur, hidup dibumi yang subur,dan termasyhur. Ada beberapa pepatah yang berhubungan dengan
naluri kenasapan, yaitu : 1. Buah jatuh tak akan jauh dari pohonnya (kecuali
pohon itu dibawa terbang oleh sang Codot ha ha). 2. Kacang ora ninggal lanjaran. Bila pepatah ini kita tela’ah secara mendalam
dan dikaitkan dengan nasap (keturunan),
kiranya tak berlebihan bila setiap orang ingin mengetahui garis keturunannya,
gerangan seperti apa leluhurnya dulu. Begitu juga dengan warga desa, mereka akan
selalu ada rasa ingin tahu akan sejarah desanya, karena di desa itu dulu para
leluhurnya pernah hidup dan secara turun temurun telah memberi warna karakteristik
anak cucunya dalam tata kehidupan, adat istiadat, seni budaya maupun lain sebagainya.
“JAS MERAH” Jangan Sekali-kali melupakan Sejarah (kata Bung
Karno).
Penarukan adalah Desa tua (kuno) yang patut digali nilai-nilai
ke-sejarah-an nya. Ke-kuno-an Desa Penarukan ini terindikasi dari adanya
penemuan candi terpendam yang hingga kini belum di survey oleh para pihak yang
berkompeten untuk diungkap tentang kesejarahannya. Disamping penemuan candi,
masih ada penemuan penemuan lain yang mendukung ke-kuno-an Desa Penarukan. Misalnya
Punden gua urung-urung yang penuh misteri (foto terlampir), ternyata tersebut
dalam prasasti Turyyan yang berangka tahun 929 masehi, diharapkan akan
mengungkap tabir yang menutupi jati diri Desa Penarukan. Modal lain yang patut
diperhitungkan untuk mengungkap sejarah dan jatidiri Desa Penarukan adalah
Foklor (cerita rakyat) yang cukup menggelitik keinginan untuk mengetahui kebenarannya.
Kekunoan Desa Penarukan bisa jadi akan membuka tabir
asal-usul kota Kepanjen, karena dalam teori sejarah perkembangan suatu kawasan
kuno itu selalu dimulai dari tepi sungai, karena sungai adalah sumber pemenuhan
kebutuhan hidup. Dalam hal ini Desa Penarukan terletak di tepi Kali Brantas,
dan sangat mungkin bila Penarukan adalah cikal bakal Kota Kepanjen, bahkan
lebih dari itu.
Demikian kiranya artikel ini semoga dapat memberikan sumbangsih
informasi data sejarah yang berguna bagi para peneliti yang berkompeten untuk
mengungkap kepingan-kepingan sejarah Tumapel yang mungkin belum terungkap.
Foto Goa Urung-urung
Punden Desa Penarukan
Penarukan, 11 Maret 2018
Biodata
Putra Desa Penarukan
Hery Wahyudi, SH.MM.
Lahir di : Penarukan
5 Desember 1954
Alamat : Jl.
Mentaraman RT.02 RW 04 Kelurahan Penarukan –Kec.Kepanjen
Telpon :
081393873593
(Mantan Sekdes Penarukan 1979-1990)