Kamis, 14 Oktober 2021

Asal Usul Dam Blobo





DAM BLOBO

    Tahukah anda, bahwa cikal bakal Dam Blobo ini adalah peninggalan mpu Sindok ? Hal ini tersebut pada prasast Turyan (Turen) 929 M dalam baris [7].\mwaŋ makabwatthajya °ikeŋ saŋ hyaŋ ḍawuhan tusniŋ lwaḥ saṅkā ri °airlubaŋ.\ Walaupun demikian amat sangat berat pelajarilah hal itu , pembuatan tanggul hingga airnya mengalir ke sungai, berasal dari air di tebing tanah yang (di jugang, ceruk, lekuk, relung yang masuk ke dinding tebing, tanah, dsb. lubang bolongan, luwangan; pelubang: pluwang lubangi).

        Pembuatan bendungan pada masa Mpu Sindok ini dalam rangka mencetak sawah baru yang penghasilannya di tambahkan kepada pemangku tanah sima guna membiayai penyelenggaraan : 1. Kusala (tempat pendidikan); 2. Kamulana(asrama memulyakan para Pendeta); 3. kegiatan Kebaktian peribadahan.

        Hingga saat ini toponimi sawah baru itu di sebut Dukuh Ketanen (Kel.Penarukan-Kec.Kepanjen). sedangkan bangunan Kebaktian tersebut berada di sebelah barat Sungai Brantas, terpendam dalam tanah, di Kel.Penarukan. (masih utuh hingga sekarang gak ada yang tau lokasinya selain penulis dan pengelola Musium Dharma Wiyata Kepanjen).

        Adapun bangunan Dam Blobo yang ada sekarang adalah penyempurnaan yang dilakukan oleh Pemerintahan Hindia Belanda terkait dengan pembuatan saluran irigasi Molek di tahun 1900-an.
jika ingin melihat gambar yang lebih baik dapat dilihat pada link berikut ini :
#mjxb20eis#mjxb20 Bendungan blobo kepanjen malang


Selasa, 10 Agustus 2021

" BARU" TAFSIR TERJEMAHAN PRASASTI TURYYN

Penulis beserta rekan

BARU TERKUAK
ISI KANDUNGAN PRASASTI TUREN

       Prasasti Turyyn berisi sebanyak 74 baris terdiri dari sisi depan 42 baris dan sisi belakang 32 baris, berangka tahun 851 saka (929 masehi) Berada di Dusun Watugodeg, Desa Tanggung Kec.Turen, Kab.Malang. Menurut penelitian prasasti ini masih berada ditempat aslinya.

Telah banyak para ahli maupun pemerhati yang berusaha memecahkan arti dari terjemahan prasasti ini, namun menurut pengamatan penulis belum ada yang berhasil secara memadai. Belum terpecahkannya teta-teki makna dari kandungan prasasti turyyn ini dapat menjadi penyebab terjadinya penyesatan sejarah juga salah arahnya sasaran penelitian. Atas dasar ini penulis berupaya menguak arti sebenarnya isi prasasti Turyyn dan dibukukan sehingga menambah referensi untuk para pihak yang punya maksud menguak isi kandung Prasasti Turyyn.

Dari penelitian yang penulis lakukan, makna naskah prasasti Turen terbagi dalam 9 topik : 

  1. Salam dan do’a pembukaan; 
  2. Penanggalan hari pelaksanaan dan pengumuman.
  3. Penganugerahan tanah perdikan untuk memenuhi permintaan Sahitya guna mendirikan Kusala juga diperintahkan membangun bangunan tempat beribadah, pembangunan Bendungan (Tanggul), pencetakan tegal menjadi sawah dan pendirian Kamulana {tempat yang indah (asrama penampungan)},untuk memulyakan kehidupan para Pendeta).
  4. Pemberlakuan pemerintahan tanah sima dan contoh perbuatan-perbuatan tercela.
  5. Aturan Perdagangan dan ketentuan Pungutan Pajak Pendapatan. 
  6. Pemberian Tali Asih, terbagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu : Pemberian Tali Asih bagi Para Pejabat Kerajaan dan Pemberian Tali Asih bagi Orang-orang Bijak. 
  7. Ritual Pembacaan Mantera Sumpah Kutukan (Sepoto).
  8. Istirahat : makan-makan, minum-minum dan hiburan menonton adu Jago.
  9. Penutup/doa.

Sumber terjemahan ini didapat dari berbagai Kamus Bahasa Jawa Kuno. Tidak mudah memang menterjemahkan bahasa Jawa kuno ke dalam Bahasa Indonesia, satu kata bisa bermacam-macam makna, namun demikian meskipun sangat-sangat sulit pada akhirnya semuanya berhasil terpecahkan. 

Pada kesempatan ini penulis paparkan bagian sisi muka prasasti Turyyn dari baris 1 -- 10 , sedangkan sisanya (64 baris). lengkap dapat dilihat pada buku yang Insyaallah segera terealisasi penerbitannya.

Hasil penafsirannya sebagai berikut:

Sisi muka

[1]. // oṃ °awighnam-astu// “Wahai dewata yang agung, semoga tidak ada aral melintang dalam menyelesaikan pekerjaan ini dengan restu-Mu”.\swasti śakawarṣâtīta 851\ kemakmuran dan kebahagian dari tahun berjalan 851. \śrawaṇa māsa tithi pañcadaśī śukla- [2]. pakṣa\. diumumkan pada waktu tanggal 15 bulan paro terang. \wā. °u. śu. Wāra\ di hari jum’at legi, \śrawananakṣatra\ pada bulan Srawana, diumumkan kepada seluruh dunia.\ brahmadewatā. sobhāgya yoga\ didoakan oleh para pendeta yang sudah terkenal semedinya ke jagat raya sampai setinggi gugusan bintang bersemayamnya Dewa Brahma.\ tatkāla ny-ānugraha śrī mahārāja[3].rake hino dyaḥ siṇḍok śrī °īśānawikramadharmotuṅgadewawijaya\ ketika, anugrah Sri Maharaja Rake hino dyaḥ siṇḍok śrī °īśānawikramadharmotuṅgadewawijaya\ tumurun °i ḍaṅ-atu pu sāhitya °anakbanu°a °i[4].kulawara\ diturunkan kepada ḍaṅ-atu pu Sāhitya anak negeri India dari Kulawara. \sambandha\ mumpuni[1],  \ḍaṅ-atu manambaḥ °i\ Orangtua kaya raya dan terpercaya itu datang menghadap penuh hormat (cara hormat dengan mengikuti tata-krama aturan tertinggi seseorang yang menghadap orang yang sangat dihormati) \maminta\ memohon (dengan daya upaya/berupaya penuh ke sungguhan, melalui berbagai langkah / lobi tingkat tinggi tetapi tidak dengan paksaan, kerjasama saling menguntungkan, saling berbagi, tidak ada yang dirugikan), \ °inanugrahan\ dapatnya diberi anugrah \lmaḥ\ palemahan (wilayah) \paṅadagganira\ (untuk) membangun /mendirikan \ kuśala\ [2] . sarana pendidikan \kāruṇya śrī mahārā[5].ja\ Rasa belas kasih dan rasa kemanusiaan menyentuh (hati) Sri Maharaja.\ pinalwaṅakan sira sawaḥ °i turyyan\ (beliau) mengurangi ngelong sawah di Turen (untuk diberikan kepada ḍaṅ-atu Pu Sahitya) \mamu°at paṅguhan su 3 \ yang menghasilkan pendapatan 3 suwarna emas \ piṇḍa paṅguhan-ikaŋ ri turyyan °iŋ satahun mās ka 1 [6].su 3.\ untuk kedua kalinya (dijelaskan) banyaknya pendapatan sawah Turen (seluruhnya) dalam setahun 1 kati emas dan 3 suwarna;\ °ikaŋ su 3 ya ta paṅanugraha śrī mahārāja.\ yang berpendapatan 3 suwarna emas itu yang dianugerahkan śrī mahārāja.\ mwaŋ tgal kulwan=iŋ lwaḥ mwaŋ lorniŋ pkan karma\dan untuk tegal sebelah barat sungai dan utara Pasar digabung (jadi satu paket),\ nikanaŋ lmaḥ kulwan-iŋ lwaḥ ya paṅgadaggana saŋ hyaŋ ka[7].bhaktyan.\ sedangkan tanah di sebelah barat sungai ya dirikanlah bangunan tempat melakukan peribadahan (bangunan suci). \mwaŋ makabwatthajya °ikeŋ\ Walaupun demikian amat sangat berat pelajarilah hal itu , \saŋ hyaŋ ḍawuhan tusniŋ lwaḥ\ pembuatan tanggul hingga airnya mengalir ke sungai,\saṅkā ri °airlubaŋ.\ berasal dari air di tebing tanah yang (di jugang, ceruk, lekuk, relung yang masuk ke dinding tebing, tanah, dan sebagainya.[3] lubang bolongan, luwangan; pelubang: pluwang lubangi)[4]) \°ikanaŋ lmaḥ lorniŋ pkan\ sedangkan tanah di sebelah utara pasar \maknā kamulāna\ ditegaskan untuk tempat memulyakan[5] para Brahmana \°ika paṅgu-[8].han su 3\ penghasilan yang 3 suwarna \ya saṅkana niṅ-āyabyaya\ asalnya semua biaya.\°ikaŋ tgalkulwan bhawiṣyati dadya sawaḥ\ Sedangkan tegal di sebelah barat (bhawiṣyati=bangunan kebaktian yang akan segera didirikan) agar dijadikan sawah\ tabĕha ni sawaḥ saŋ hyaŋ dharmma.\ tambahkan ini sawah untuk jalan kebaikan.\ nāhan °anugraha śrī mahārāja °i ḍa-[9].ṅ-atu.\Jikalau anugrah sri maharaja kepada ḍan-atu. \kunaŋyathānyantulusa swatantrâ makon śrī mahārāja sumusukka\sesuai aturan dengan jujur lurus hati agar daerah perdikan bebas merdeka dan berhak memerintah sendiri, Sri Maharaja dengan raut muka manis dan bersuka cita . /ya tlasnya prayukta °umari ta yan lmaḥ kataṇḍan. byasta saṅkâ ri patiḥ wahu-[10].ta\ setelah selesainya menyampaikan pengumuman pembebasan tanah Sima, dengan wajah berbinar-binar mengiyakan/ menyetujui tanah yang telah diberi tanda dan ditetapkan oleh Patih Wahuta.


[1] fisik gagah, kaya raya, berwibawa, supel, punya hubungan baik dengan para pembesar kerajaan.(Wojowasito, 1977:235); (Gericke en Roord, 1847:369);

[2] tempat penggodokan generasi muda, kamp pendidikan yang dilengkapi dengan fasilitas sangat berharga untuk mencetak generasi penerus berkualitas, yaitu : “ Sehat, Cerdas, terampil, sesuai dengan harapan dan berguna bagi bangsa dan Negara, mumpuni dalam segala hal, suatu generasi yang istimewa” , semacam kamp tempat pendidikan untuk mencetak kader muda yangberbadan tegap, tangguh, berpengetahuan dan berwawasan luas. berguna bagi bangsa dan Negara, mumpuni dalam segala hal.(Poerwadarminta. 1939:239).

[3]  (Sri Timur.dkk 1992:29);

[4] (Poerwadharminta, 1939:111)

[5] Mengelompokan para brahmana di suatu tempat untuk dimulyakan kehidupannya, disediakan tempat yang bersih, indah, terpelihara rapi, semua kebutuhan hidupnya dipenuhi oleh kerajaan. 

Penarukan, 10 Agustus 2021

(Denbey)

Senin, 29 Maret 2021

PENEMUAN BENDA ARKEOLOGI

 

Penemuan arkeologi baru.

Penemuan arkeologi baru. Di desa Kedoeng-pedaringan, kecamatan Kepandjen, ditemukan sebuah guci di atas tegal dari Pak Kamari, lengkap berisi uang logam tembaga Cina, yang ternyata

Judul koran

Koran India (indiche)

Tanggal

15/7/1932

 

Lebih detail

Jenis pesan artikel

Edisi Hari

Penerbit

[s.n.]

Tempat publikasi

Surabaya

Area distribusi

Hindia Belanda / Indonesia

Jumlah 252

Vintage 11



De Indische courant. 15-07-1932

Neuwe oudheidundge vondst

in de desa kedoeng-pedaringan, district Kepandjen, werd op de tegalan van Pak Kamari een uren geverden, geheel gevuld met koperen Chineesche muntstukken, die blijkbaar uit den Himdoe-Javaan-schen tijd dateere.

reeds meer werden dergelijke vondsten gedaan en dan viel het ons op, dat de geldstukken kris-door-een hadden gelegen, terwijl bij de jongste gedane vondst de munten steeds bij 5 a 10 stuks aaneen geroest waren. hieruit kan met vrij groote zekerheid worden algeleid, dat zij door middel van touwtjes aaneen geregen waren, zooals men dat bij de van gaten voorzeine chineesche munten plcht en pleegt te doen.

de vondst heeft overigens weinig historische waarde; ook de urn werd in scherven aangetroffen.

(Terjemahan)

penemuan kuno baru

di desa kedung-pedaringan, kabupaten Kepandjen, satu jam dihabiskan di tegalan Pak Kamari, penuh dengan koin tembaga Cina, tampaknya berasal dari periode Himdu-Jawa.

Penemuan semacam itu telah dilakukan sebelumnya dan kami melihat bahwa koin-koin tersebut saling bersilangan, sedangkan pada penemuan terbaru, koin-koin tersebut selalu berkarat menjadi 5 hingga 10 keping. Dari sini dapat disimpulkan dengan kepastian yang cukup besar bahwa mereka dirangkai dengan tali, seperti yang lazim dan lazim dilakukan dengan koin Cina yang dibuat berlubang.

temuan itu, kebetulan, memiliki sedikit nilai sejarah; guci juga ditemukan dalam pecahan.