KISAH CERITA BERDIRINYA STADION KUNO KEPANJEN
Pada sekitar tahun 1930 -an Kota Kepanjen masih belum memiliki Lapangan Stadion, waktu itu yang ada adalah Lapangan olahraga sepakbola milik Pabrik Gulo Panggungrejo. Bila dari arah utara Lapangan tersebut terletak di sebelah kiri Perempatan Panggungrejo, atau depan Kantor Dinas Perikanan & Kelautan Kabupaten Malang. Kini Lapangan tersebut beralih fungsi menjadi SDN Panggungrejo, Kantor BKKBN Kab.Malang dan KUD Kepanjen.
Di masa itu para pemuda-pemuda desa di sekitar Pabrik Gulo sering berolahraga di Lapangan tersebut. Pemuda-pemuda dari Desa : Kepanjen, Penarukan, Kedungpedaringan, Panggungrejo dan sekitarnya bermain sepak bola bergabung bersama-sama dengan pemuda-pemuda Belanda yang ada di sekitar Pabrik Gulo. Melihat antusias para pemuda dalam giat berolahraga di Lapangan Panggungrejo, rupanya telah mendorong Pemerintahan Kolonial Belanda untuk membangun lapangan olahraga yang lebih besar sekaligus untuk pengembangan Kota Kepanjen.
Pada tahun 1932 Belanda membangun Stadion baru di Desa Kepanjen, dengan luas sekitar, 3,7 Hektar. Bangunan Stadion tersebut halaman luar berada di sebelah selatan Jalan Sawunggaling, sedangkan lapangan utama berada di sebelah selatan Sungai Molek. Antara halaman luar dan lapangan utama terpisah oleh saluran pembuangan air hujan, dan sungai Molek serta saluran irigasi, untuk itu dihubungkan oleh tiga buah jembatan.
Lapangan utama berbentuk lingkaran , di sekeliling Lapangan Stadion diberi urukan tanah dengan ketinggian lebih kurang 3 meter, berfungsi sebagai tribun penonton untuk melihat acara yang digelar dilapangan utama. dipuncak tribun ditanami pohon lamtoro, jarak penanamanya sangat rapat, tujuan penanaman adalah untuk pagar hidup agar tidak ada penonton yang membobol masuk stadion melihat acara pertunjukan tanpa membeli karcis . Pintu masuk stadion terletak di sudut timur laut, ada bangunan gerbang dari tembok tanpa atap, disebelah kanan gerbang masuk terdapat lobang untuk loket penjualan ticket masuk. Sementara itu di luar halaman stadion terdapat lapangan luar yang luasnya sekitar 1 hektar dengan bentuk segi empat. fungsi lapangan luar adalah untuk parkir kendaraan pengunjung stadion. Selain itu halaman luar stadion yang sebelah barat pernah ditempati pasar penampungan sementara dan warga masyarakat menyebutnya Pasar Lawas.
Jenis pertunjukan yang biasa diampilkan di Stadion tersebut, yang paling sering diadakan adalah pertandingan Sepakbola, sedangkan acara lainnya adalah, Pacuan Kuda setahun sekali diselenggarakan pada setelah Idul Fitri, Pasar malam, pertunjukan hiburan nlainnya, seperti : atraksi Hipnotis, Sirkus, grup musik, Ludruk dan jenis kesenian lainnya.
lapangan halaman luar sangat ramai menjadi tempat bermain anak-anak. Pada saat siang hingga sore maupun malam hari selalu tak pernah sepi kegiatan. selain itu juga untuk lapangan volly.
Pada tahun 1966, jema'ah sholat Jum'at Masjid Salafiyah Kepanjen tidak mampu menampung banyaknya jama'ah sholat Jum'at, bikla hari Jum'at jama'ahnya membludak sampai halaman Kawedanan Kepanjen. Untuk itu Para tokoh agama di Kepanjen ingin membangun Masjid yang lebih besar sehingga mampu menampung jama'h sholat jum'at yang membludak itu. Dipilihnya lokasi pembangunan masjid itu di sebelah barat halaman Stadion Kepanjen.
Seperti biasanya setiap selesai sholat Jum'at selalu ada petugas yang membawa kotak shodakoh amal jariyah yang didapat seolau melimpah, apalagi setelah diumumkan akan membangun Masjid lagi yang lebih besar, maka semakin banyak Jama'ah yang menyodakohkan uangnya untuk pembangunn Masjid tersebut. Tetapi pada prakteknya tak semudah itu membangun Masjid besar, karena terkendala dana akhirnya bangunan Masjid yang dimulai tahun 1967 mangkrak , hanya mampu membangun pondasinya saja. Sampai pada akhirnya di tahun 1976 Pemda Kab.Malang turun tangan mengambil alih pelaksanaan pembangunan Masjid dan menjadikan Masjid Kepanjen menjadi Masjid Kabupaten Malang. Pada tahun 1977 masjid tersebut diresmikan pemakaiannya dan diberi nama "Baiturrohman". Sejak dibangunnya masjid tersebut maka Lapangan stadion Kepanjen tidak memilik halaman parkir stadion.
Menyikapi kondisi Stadion yang makin memprihatinkan, para unsur birokrasi Kecamatan Kepanjen mempunyai keingginan membangun Stadion yang lebih dan memenuhi standar nasional. stadion yang lama dijual dan dibhangunkan stadion baru yang lebih baik. pada tahun 1980 dimulailah rencana tersebut. Dibawah kendali Camat Hari Mulyono, Wedono Santoso, sedangkan Kepala Desa yang masuk kepanitiaan adalah Sugiono (Lurah Kepanjen), Saidi (Lurah Penarukan), maka dibentuklah Kepanitiaan lintas sektoral Pembangunan Stadion Kepanjen. Lokasi terpilih untuk pembangunan stadion berada di jalan Panji. tepatnya sekarang menjadi Gedung DPRD Kabupaten Malang, dan perkantoran lainnya. Tanah yang dipakai untuk bangunan stadion adalah : Ex. Bengkok Kepala Desa Penarukan 2,5 ha. Tanah sawah ex. bengkok Kamituwo Krajan Penarukan 1,250 ha. Sawah ex bengkok Carik Penarukan 0.85 ha. tanah sawah ex Landbou Dinas Pertanian 0.8 ha.
Bentuk bangunan dibagian barat ada Tribun utama sepanjang 50 meter. selebihnya hanya tanah uruk keliling lapangan setinggi 1,5 meter, untuk penonton , tembok keliling seluas stadion. Dinamakan Stadion Kepanjen.
Perkembangan berikutnya diakhiur masa jabatan Bupati P. Moh. Said. Pemda Kab. Malang membangun stadion bertarafnasional , yaitu : "Stadion Kanjuruhan", Dan Stadion Kepanjen dialih fungsikan menjadi perkantoran termasuk Kantor DPRD Kab.Malang
Penarukan, 11-11-2020
Oleh : Hery Wahyudi